Kumpulan Cerita Sex 2018 - Ketika masi abege banget, aku tinggal ma paklikku, dia adik dari
ibuku almarhum. Paklik membantu membiayai sekolahku, karena itulah aku
tinggal dirumahnya. Mereka merupakan pasangan muda, anak mereka baru
kelas 5 SD, sedang aku sekolah selevel(bukan sekelas lo) lebih tinggi
dari sodaraku itu. Sodaraku itu sangat dimanja, anak tunggal pula,
sehingga apa maunya selalu dituruti ortunya. Ya biar aja, bukan urusanku
kan, lagian itu kan anak mereka jadi mo dimanja kaya apa ya hak ortunya
lah. Aku cuma numpang, jadi ya jelaslah ada perbedaan perlakuan. aku
dah bersyukur banget ada yang mo nyekolahin dan ngasi tumpangan tempat
tinggal.
Sejak kedua ortuku almarhum, hidupku sangat terlunta2
tergantung dari belas kasihan kerabat ortuku. Aku tinggal pindah2
tergantung kepada siapa yang mau menampung aku, sekolahku menjadi
berantakan. Anak lain menyelesaikan skolah level pertama dalam 6 tahun,
aku baru selesai 8 tahun, ya ngerti kerna yang mo nanggung kontinyu
sekolahku gak ada. Ya dijalani aja, sehingga sekarang aku yang paling
tua dikelasku. Badanku mungil dengan kulit yang tidak putih, tapi kata
cowokku aku seksi banget dengan tidak berkulit warna putih. Tokedku juga
mungil, proporsional dengan tinggi-berat badanku. Cowokku sudah
mahasiswa, makanya dia yang memperkenalkan nikmatnya ranjang kepadaku,
aku menjadi ketagihan untuk mereguknya setiap kali kita ketemu.
Lagian
cowokku itu pinter banget melakukan tugasnya dalam memuaskan napsuku
yang selalu berkobar kalo aku ada didekatnya. Sungguh aku sangat
menikmati kehangatan dari laki-laki itu. Merasakan tangan cowokku meraba
raba dan menjilat jilat nonokku, meremasi toketku dan aku meremas remas
kontolnya dan melumatnya lalu ngentotlah kita.
Aku di rumah
selalu pakai pakaian seadanya, hanya bercelana yang bener2 pendek.
Kadang aku tak pakai cd dan bh, juga bajuku tanpa lengan sehingga
ketekku yang mulus kelihatan. Itulah sebabnya cowokku bilang aku tu sexy
sekali, dan dia selalu napsu kalo ketemu aku. Memang aku bebas dirumah
omku, aku tinggal dibagian belakang dari rumah besar si om, sehingga aku
mo ngapain juga gak da yang ngurus. Kamarku gak kecil2 amat si, ada
kamar mandinya didalem, jadi aku gak repot kalo mo pipis pa eek. Si om
taunya mbayari sekolahku dan memenuhi kebutuhan dasarku. Uang saku aku
dikasi juga biar gak banyak. Kalo gak da keperluan aku jarang ngumpul di
rumah besar sehingga aku lebi sering menyendiri dikamarku. Makanya
cowokku bebas aja kalo dateng kerumah, kamu selalu ngobrol di kamarku
kalo gak kemana2, sehingga jelaslah aku selalu terangsang sekali kalo
cowokku memulai aksinya.
beberapa hari terakhir ada seorang
bapak2, yang rutin dateng kerumah untuk memberi les piano buat sodaraku,
sehingga kalo ada les kedengaran tang ting tung suara piano yang gak
keruan. Namanya, kita sebut saja dengan si om, umurnya 40an, orangnya
cakep, rambut ikal, kumis tipis dan badannya atletis, suka banget aku
ngeliatnya. Kadang-kadang dia curi-curi pandang kemulusan pahaku dan
ketekku. Aku merasakan kalau dia tertarik dengan tubuhku, akupun senang
masih bisa menarik perhatian laki-laki laen, karena akhir2 ini cowokku
mulai pindah kelain hati, mendekati temen sekolahku yang lebih bahenol
dari aku. Aku pengen dicumbu si om, dipeluknya dan diraba raba. Sering
kulihat tonjolan celananya kupikir kontolnya pasti lumayan besar,
rupanya dia terangsang melihat pahaku dan aku pun ikut terangsang kalau
membayangkannya.
Sungguh aku kepingin meremas benda menonjol di
selangkangannya itu dan kuingin dia meremas remas punyaku, tapi gimana
caranya? Lagian gak selalu kalo dia ngasi les aku ketemu, karena seperti
yang sudah aku bilang aku jarang kerumah besar kalo gak da keperluan.
Aku punya ide, kenapa gak aku pura2 liat sodaraku latihan piano aja,
paklikku si gak keberatan selama aku gak minta dilesin piano juga. Saat
pas dia datang kerumah aku coba merangsangnya dengan dudukku yang agak
seksi sambil kusilangkan kakiku sehingga celanaku makin tertarik ke atas
dan pahaku yang putih mulus makin banyak kelihatan. Kadang kubuka
sedikit kakiku sehingga cdku kelihatan, dia meliriknya dan menikmati
kemulusan pahaku. Kulihat tonjolan celananya makin menonjol rupanya dia
terangsang juga. akupun dalam hati senang juga dia tertarik melihat
kemulusan tubuhku tapi dia tidak berani bereaksi selanjutnya atau dia
mungkin sungkan dan tak berani takut aku tak mau. Ya kerna gak ada
reaksi selain celananya dibagian selangkangan yang menggembung, aku ya
diem aja, rasanya usahaku menarik perhatian si om dah maksimal, tapi
dianya adem2 aja, ya udah.
Suatu sore dia datang ke rumah. Padahal
paklik sekeluarga sedang keluar kota, tentunya sodaraku ya ikut ortunya
lah. Aku menyambutnya dirumah besar, karena pembantu bilang si om
dateng nyari aku. “Kok dateng om, kan lagi pada keluar kota, mangnya om
gak tau ya”. “Tau kok”. “Kok dateng juga, mangnya mo ngasi les gratis
buat Inez”. “Mau di lesin juga toh”. “Gak kok om, becanda, siapa yang mo
bayarin?”. “Buat abege secantik kamu gratis deh”. “Gak enak ma paklik
nantinya om”. “Ya sekarang ja aku ajarin kamu maen piano, kan gak da
orang dirumah”. “Cuma sekali diajarin mana bisa om, tu sodaraku yang dah
sekian lama om lesin ja masi tang ting tong gak keruanan”. “Ya anak
segitu kan bosenan, awalnya ja menggebu, sekarang ya gimana kalo dia gak
mo latihan ndiri dirumah, ya gak da kemajuannya”. “Om dah bilang ke
paklik”. “Dah bolak balik, tapi ya gitu gak da folo ap nya, paling kalo
sesinya abis ya udahan lesnya, padahal dah beli pano mahal2 gini”.
“Piano kaya gini mahal ya om”. “Ya lumayanlah, mau gak diajarin, sini
duduk sebelah aku”. Dia menarik tangaku untuk duduk disebelahnya. Bangku
untuk maen piano memang gak besar sehingga aku duduk merapat ke dia.
Ketika kulirik, dia lagi memelototi pahaku dari dekat, terdengar
napasnya memburu, aku pun semakin senang saja. Pura-pura aku menggaruk
pahaku dan selangkanganku supaya dia makin terangsang. “Napa, banyak
nyamuk ya”. “Gak kok”. “Tu garuk2, diselangkangan lagi”. “Gatel aja,
alergi ma om kali”, jawabku becanda. “Wah kalo alergi kudu aku yang
ngegarukin, biar alerginya ilang”. “Katanya mo ngajarin piano, kok
sekarang mo ngegarukin Inez”. “abis kamu sexy banget si, padahal masi
umur abege banget ya”. “mangnya napa kalo Inez sexy?” “Ya aku napsu
lah”. Wah kliatan aslinya sekarang dia, rupanya dia sungkan ma paklik
makanya sok cuek. Aku ngerti napa kok dia dateng sore ini, sengaja
pengen ngegelutin aku kayanya, hihi geer ya.
Tiba-tiba tanganku
dipegangnya dan diajaknya aku duduk disofa, aku disuruh duduk di samping
nya, tanganku masih dipegangnya telapak tanganku diremasnya. Tangannya
mulai meraba lenganku dan mengelus elusnya, enganku dielusnya naik ke
atas sampai belahan ketekku dan mulai diciumnya pundakku. Aku terdiem
ngerasain, elusannya makin nikmat kurasakan dan terangsang aku
dibuatnya. Karena aku diem, dia makin berani, dia mulai mencium belakang
ketekku dan dia coba mengangkat tanganku supaya dia dapat mencium
ketekku. ”oh oh geli om, jangan”, desahku kegelian. dia tetap memaksa
mengangkat tanganku lalu ketekku diciumnya dibenamkannya hidungnya
dalam-dalam sambil menghirup aroma ketekku. ”Nez, harum lo ketekmu dan
mulus lagi, aku senang sama ketekmu”, rayunya sedangkan aku kegelian dan
terangsang, enak juga ketekku diciumnya.
Dia tak puas-puasnya
terus mencium ketekku. ”sudah dari pertama ketemu kamu aku pengen
merasakan ketekmu, aku terangsang kalau sedang lihat ketekmu” katanya
lagi. Dia mulai meraba raba toketku yang tak pakai bh dan diciumnya
leherku pipiku terus kebelahan dadaku,aku menggelinjang nikmat dan
menahan geli. Terus dia mencium toketku yang masih terbungkus baju, lalu
tangannya lewat bawah bajuku mulai masuk ke arah toketku dan dia
meremasnya langsung, diremasnya makin kuat dan aku merasa kesakitan.
“Jangan keras2 dong om, atit”, desahku manja. “Abis aku gemes ngeremes
toket kamu”.
“Kan kecil om”. “Tapi proporsionallah ma badan kamu
yang imut ngegemesin”. “Tapi napsuin kan…” “Banget”. ”Aahh…om om geli
aku, sudah…sudah…geli om!” desahku mengerang nikmat. Mendengar eranganku
dia makin bernapsu meremas toketku kiri dan kanan. Napasnya makin
memburu dan dia mencium pipiku. Diciumnya terus pipiku dan aku makin
pasrah saja, bibirku mulai dikecupnya dan dilumatnya. aku pun tak tahan
membalasnya. Lidahku dilumatnya. Tanganku merangkul erat di belakang
kepalanya. Aku dan dia makin napsu sambil satu tangannya meraba raba
paha bagian dalam hampir dekat selangkangan dan cdku. “Kamu dah pinter
banget ciuman Nez, latihan ma cowok kamu ya”. “He eh”, cuma itu yang
keluar dari mulutku, napsu mulai menguasai aku, lagian dah lama aku gak
ngerasain kenikmatan ini sejak cowokku pindah kelaen hari, ya cowokku
gak mo lagi ma aku ya suka2 dialah, aku gak maksain dia tetep ma aku.
“slangkangan
kamu napsuin deh Nez, aku jilat ya”. Aku kebelet pipis rasanya. ”om
Inez pipis dulu, kebelet banget nih!”. Di kamar mandi kulihat cdku sudah
banyak cairan nikmatku, nonokku kusabuni sampai bersih biar nanti kalau
dicium wangi baunya. Aku pun tak pakai cd lagi. Cd kukantongin ja.
Ganti dia sekarang mau pipis. Ketika dia kembali ke sofa, aku disuruh
duduk di pangkuannya dan tanganku disuruh merangkul pundaknya karena dia
mau mencium ketekku. Terasa kontolnya tegang dan hangat tertekan
bokongku, enak juga dipangku, terasa kontolnya berdenyut di bawah
nonokku. ketekku diciumnya dan dibenamkannya hidungnya dalam-dalam
sambil menghirup aroma ketekku yang harum. Dia sungguh menikmati
kelembutan dan harumnya ketekku. “Ketek kamu lembut dan merangsang
sekali deh”. . Aku juga menikmati rangsangan ini dan senang ketekku
dicium ciumnya sambil tangannya mulai meraba raba selangkanganku lagi,
nyelip ke balik celpenku dan menyentuh tepi nonokku yang sudah tak ber
cd. “Kamu dah napsu banget ya Nez, sampe cd kamu lepasin, biar gampang
aku kilik2 ya”. Aku tersipu mendengarnya. Perasaan geli bercampur nikmat
ketika selangkanganku dielus elusnya dengan lembut. kubuka kakiku
supaya dia bisa lebi leluasa meraba nonokku. kuarahkan tangannya ke
nonokku, lalu dirabanya dan dielus elus, aku menggelinjang keenakan dan
tak sadar aku mendesah sambil pantat kugoyang goyang makin menekan
kontolnya dengan nonokku. Tangannya mulai meraba itilku dan ditekannya
sambil dipilin pilin geli. Jarinya mulai meraba bibir dalam nonokku yang
semakin basah, aku makin menggelinjang dan mendesah nikmat. “Aahhh…om,
enak om cepet dimasukin om aaahh…aahh” aku mendesis keenakan sambil kaki
kurapatkan dan kubuka menahan kegelian di nonokku. ”Nez, enak ya, sudah
mo keluar ya, mau aku jilat nonoknya,boleh ya?” bisiknya di telingaku
Mendengar
bisikannya aku makin tak tahan lalu kulumat bibirnya dan lidahku diisep
nya. Tangannya tak masuk-masuk ke nonokku hanya meraba raba bibirnya
dan itilku. Lalu aku disuruh turun dari pangkuannya dan duduk di sofa
dan dia duduk di bawah mau mencium dan menjilat nonokku. aku malu
nonokku sudah basah lagi dan banyak cairannya, ”om Inez cebok dulu ya,
nonok Inez basah”. “Gak usah Nez, yang basah gitu lebi napsuin aromanya”
Kakiku dibukanya satu dinaikkan ke sofa sekarang nonokku terasa terbuka
lebar tapi masih pakai celana. Diciumnya pahaku kiri kanan terus paha
bagian dalam dekat selangkanganku. Aku makin merinding nikmat dan
merintih keenakkan. Nikmat rasanya selangkanganku kena hembusan
napasnya, selangkanganku
diciumnya lama sekali. “sejak ketemu kamu
pertama kali aku dah ngarepin kesempatan kaya gini nez”. “Inez juga
suka kok ma om, tapi omnya acuh gitu”. “Ya belon saatnya lah ketika itu,
kan ada paklik kamu”.
celanaku dibuka ritslutingnya dan
diturunkan sampe ke dengkul. aku mengangkangkan kakiku sehingga nonokku
lebi bebas menantang untuk dicium dan dijilatnya. Dipandangnya dengan
napsu nonokku yang diliputi bulu2 kriting cukup banyak, mengairahkan
untuk dijilat, lalu mulai diciumnya. hidungnya masuk kesela sela bibir
nonokku sambil digesek gesek naik turun. Aku menggelinjang geli dan
nikmat. “oh enak sekali…dijilat sekarang dong om” pintaku merajuk
kepingin lidahnya bermain di dalam nonokku. Tapi dia masih asik mencium
nonokku, tak puas-puasnya dia mereguk aroma nonokku. ”Nez, nonok kamu
harum dan hangat, aku senang bisa cium nonokmu,” katanya membuatku makin
terangsang saja. Lalu dia mulai menjulurkan lidahnya dan disapunya
bibir nonokku. itilku dikulumnya. Sungguh nikmat rasanya mau pipis
rasanya. nonokku berdenyut, lidahnya mulai masuk ke dalam nonokku, aku
mengangkat pantatku supaya makin dalam lidahnya masuk. aku makin
menggelinjang dan merinding seluruh tubuhku merasakan kenikmatan ini.
Nonokku makin basah karena banyaknya cairan yang keluar dan makin
diisepnya cairan nonokku dan direguknya dengan nikmat. “Gurih banget
rasanya Nez”. Tak puas-puasnya diamenjilati nonokku. Aku pun makin
mengelinjang, pahaku mengapit kepalanya saking tak tahannya dan aku
orgasme, langsung disedotnya cairanku. “Om baru dijilatin ja dah nikmat
gini ya, palagi kalo….” “Kalo apa Nez”. “Kalo om masukin”. Nonokku
terasa panas dan agak perih sedikit.
Setelah puas melumat nonokku,
aku disuruhnya meremas remas kontolnya, ganti dia duduk di sofa aku
duduk di sampingnya sambil meremas remas kontolnya tapi masih diluar
celananya. Terasa sudah tegang dan besar. Dia mendesah desah, “enak Nez,
pinter kamu”.Kepingin aku melihat kontolnya dan meremasnya langsung,
kumasukkan tanganku ke celananya dan kulepas berikut cdnya. Kontolnya
besar, kepalanya seperti helm tentara dan berwarna keunguan, kulitnya
agak coklat tidak hitam. kuremas dan kukocok pelan. “Om gede banget
kontolnya”. “Mangnya ****** cowok kamu kecil ya”. “Gede juga si rasanya,
tapi gak da papanya dibanding ma om punya”. “Wah kamu dah pengalaman
banget urusan ranjang ya”. Kontolnya terasa hangat di tanganku,
lubangnya kuraba terasa basah dan dia makin mendesah keenakan. Akupun
ikut terangsang dan nonokku terasa berkedut kepingin dimasuki ******
gedenya.
“Diemut dong Nez”. Kujilat kepala kontolnya, terasa asin.
Kocokan tanganku jalan terus, pelan kumasukkan kepala kontolnya ke
mulutku dan kuemut pelan, dia menggelinjang keenakan, “Nez nikmat banget
emutanmu”. Gak percuma aku dilatih ma cowokku urusan ginian, skarang
aku praktekin ke dia. lidahku menjilat jilat kepalanya, kulumat dengan
bibirku dan ku keluar masukin sambil disedot dan kuputar putar. Dia
mengelinjang dan mendesah, “gila nikmatnya”. Disuruhnya aku berhenti
karena mau orgasme tapi aku tetap mengemutnya supaya aku dapat merasakan
orgasmenya di mulutku. Kontolnya makin tegang dan panas berdenyut, dia
makin menggelinjang dan mendesah dan akhirnya terasa pejunya menyemprot
dalam mulutku, terus kusedot supaya tuntas keluarnya. ”Aduh Nez, enak
sekali emutanmu sayang, nikmat sekali, blajar ma cowok kamu ya”. Aku
cuma ngangguk.
Dia mencium pipiku dengan sayang, dia kurangkul
sambil kubisiki aku sayang dan mau jadi pacarnya. “Trus cowok kamu
dikemanain”. “Dia pindah kelaen hati om”. “wah jablay dong kamu ya,
pantes kamu menggebu2 gitu napsunya”. aku dipeluknya dan pipiku
diciumnya dengan mesra kubalas dengan rangkulanku. bibirku dilumatnya,
lidahku diisepnya. Sambil lidahnya masuk kumulutku mencari liurku lalu
diteguknya dengan napsu, terasa kontolnya sudah tegang lagi. “Om kuat
amir, baru ja ngecret dimulut Inez dah ngaceng lagi”. “pengen ngecret di
nonok kamu soale Nez, bole kan”. kuraih kontolnya dan kuremas remas.
Dia kembali mencium ketekku. Hidungnya dibenamkan menikmati aroma
ketekku yang lembut tak berbulu. Aku menggelinjang kegelian nikmat, lalu
tangannya mulai meraba raba pahaku terus naik membelai selangkanganku.
”Om ayo om ngentot di kamar Inez ya, Inez pengin ngerasai ****** om”.
Dia segera merapikan celananya, akupun juga. Kami berjalan menuju ke
kekamarku di bagian belakang rumah.
Kuajak dia masuk kamarku dan
aku merebahkan di tempat tidur dengan kaki kubuka lebar menantangnya.
Dia mulai mencium pahaku dari bawah sampai naik ke selangkanganku.
Diciumnya dengan napsu selangkanganku digesek geseknya hidungnya ke
selangkanganku sambil menghirup aromanya yang katanya amat mengairahkan.
“aku lepasin ya celana kamu”, katanya sambil melepas kancing celana
pendekku, menurunkan ritsluitingnya dan meloloskannya dari tubuhku.
Kuangkat pantatku supaya celanaku gampang dilepas. Diciumnya dan
dibenamkan hidungnya ke nonokku seraya menghirup aroma vaginaku yang
selalu kurawat. “Jembut kamu banyak juga ya Nez”. “masak si segini
banyak om”. “Ya bisa dibilang lebatlah, gak heran napsu kamu gede gini”.
“mangnya apa hubungannya om”. “Biasanya kalo cewek jembutnya lebat
napsunya gede, kaya kamu gini Nez. “Eemmm…emmm, enak dan wangi hangat!”
katanya sambil kembali mencium nonokku. hidungnya masuk ke belahan
nonokku tak perduli sudah banyak lendirku makin bernapsu dia
menciumnya.”Non0k kamu rapet banget Nez, jarang dipake cowok kamu ya”.
“Sering kok om, tiap ktemuan pasti Inez dia entotin”. lidahnya kembali
menjilat jilatnya. ”ooooh ommm eenaaak, jilat terus ooh!!” aku meracau
keenakan.
Mulai lidahnya menjilat dari bawah dekat anusku.
“Aaw…aw…geli ah om!!” aku kegelian kena lidahnya terus menelusuri
belahan nonokku, ke bawah lagi makin dekat anusku naik lagi sambil
bibirnya melumat bibir nonokku. Nikmat sekali, sekarang anusku dijilat
jilatnya lidahnya bermain main lama di sana. Serasa melayang aku
kegelian dia tak merasa jijik menjilat anusku. Jilatannya menyebabkan
aku makin mendesah keenakan. Kakiku kupegang rapat nempel di dadaku
sehingga nonokku makin menonjol dan merekah lidahnya mulai masuk dan
menjilat jilat di dalam, lendirku makin banyak keluar. Pantatku
diganjalnya dengan bantal supaya aku tak capek. lendirku yang makin
banyak keluar diisepnya sampai habis.
Sekarang dia mau aku
mengemut kontolnya lagi. dia naik dan mengangkangi kepalaku. diganjalnya
kepalaku dengan bantal. Kujilat kepalanya dulu dan lobang kencingnya
dia meringis kegelian kena jilatanku. Kemudian kuemut emut kontolnya
dengan lahap, kuurut dengan bibirku sambil lidah ku menjilat jilat,
kukocok dengan tanganku pelan supaya dia tambah enak. Terasa kontolnya
makin keras. Lalu aku minta gaya 69 saja karena nonokku kepingin
dijilati lagi. Kami memutar badan sehingga nonokku sekarang berada
dimukanya, dia segera melakukan tugasnya dengan lidahnya sementara aku
trus ja nyepongin kontolnya. “Dah dulu Nez, masak ak ngecret lagi
dimulut kamu”. Dia melepaskan bajuku dan bajunya, kami sudah
bertelanjang bulat diranjangku.
Aku minta sekarang dia menusuk
nonokku dengan kontolnya karena nonokku sudah tak tahan gatalnya. Aku
telentang dan kubuka kakiku lebar-lebar sambil mendesah. “Ayo om…entot
in Inez, udah gak tahan nih!!“aku memohon dengan sangat. Diapun naik
keatasku sambil mengarahkan kontolnya ke nonokku. Kontolnya digesek
gesek ke bibir nonokku dan mulai masuk pelan-pelan kepalanya. Dia mulai
memasukkan kontolnya yang besar itu ke nonokku. Pantatnya semakin
didorong2, sampai aku merem melek keenakan ngerasain nonokku digesek
kontolnya. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar dan masuk dinonokku
yang sempit itu. “Wuah Nez, sempit betul nonokmu”, dia menggumam tak
keruan. Aku mulai merasakan nikmat yg luar biasa. Secara naluri aku
gerakkan pantatku kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolnya yang
keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajahnya menikmati sekali
gesekkan kontolnya di nonokku. Tubuhnya yang berada diatas tubuhku
bergoyang-goyang maju mundur, dia memperhatikan kontolnya sendiri yang
sedang keluar masuk di nonokku. Kakiku kunaikkan ke pinggangnya,
pantatku kunaikan supaya aku bisa menekan kontolnya makin masuk. Blees
aw aw enak sekali terasa nonokku sesak dimasuki ****** besarnya. aduh
enaknya, terus makin masuk kontolnya sampai tinggal pangkalnya.
Selang
beberapa saat, dia mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku
disuruhnya nungging, dan dia menyodokkan kontolnya dari belakang ke
nonokku. Enngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju
mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, aku merasa nikmat yang
luar biasa. Tidak tahu berapa lama dia menggenjot nonokku dari belakang
seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya aku nyampe, “Om,
enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritku. Dia mengenjot
kontolnya lebih cepat lagi dan kemudian pejunya muncrat didalam nonokku
berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Aku
merasa nonokku agak membengkak akibat disodok oleh kontolya yang besar
itu. Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku “Gimana Nez?
enak kan?”. “Enak sekali om, rasanya nikmat sekali, no nok Inez sampe
sesek kemasukan kon tol om, abis gede banget sih”, jawabku. Dia mencabut
kontolnya yang sudah lemes dari nonokku. kontolnya berlumuran pejunya
dan cairan nonokku. Mungkin saking banyaknya ngecretin pejunya
dinonokku. Aku yang kelelahan hanya terkapar di ranjang. Tak lama
kemudian aku tertidur.
Ketika aku bangun, hari udah gelap. Segera
aku kekamar mandi. Dia gak ada, keluar dari kamar mandi, dia masuk
kamarku dengan membawa bungkusan. “Ni aku beliin nasgor, sukakan?” “Om
tau aja kalo Inez laper”. “Ya laperlah, dah kerja keras gitu, kalo gak
diisi ntar gak bisa ke ronde brikutnya lagi”. Waduh, sia blon puas
ngentotin akunya. Ya gak apalah, soale nikmat banget dientot ma kont0l
gede si om, jauh lebi nikmat katimbang dientot cowokku. Kami segera
melahap nasi goreng yang dibelinya, dia juga membeli teh kotak untuk
kami minum. Dikamarku kalo air putih aja si ada dispensernya. Nasi
goreng yang dia beli porsinya gede abnget, ampe aku kenyang banget
jadinya. “Om kena penyakit orang kaya neh”. “Paan tu?” “Abis makan
ngantuk”. “Ya mandi ja dulu biar segeran”. Kami masuk ke kamar mandi.
Dia memelukku. Hebatnya kontolnya udah ngaceng lagi. “Om, gak puas2nya
si ngentotin Inez, tu kont0l om dah ngaceng lagi”. Dia diem, tapi
tangannya meremas2 toketku. Leherku diciuminya dengan penuh napsu. Itu
membuat napsuku juga bangkit dengan cepat.
Dia segera duduk di
toilet dan aku dipangkunya dalam posisi memunggunginya. Kuarahkan
kontolnya ke belahan bibir nonokku. Dengan menggunakan tanganku,
kugesek-gesekkan ujung kontolnya ke belahan bibir nonokku. Kutempelkan
ujung kontolnya ke ujung itilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini
nonokku kembali mengeluarkan cairan bening. Kemudian kontolnya yang
sudah ngaceng keras kembali dimasukkannya ke dalam nonokku. Awalnya agak
sulit juga kontolnya masuk kedalam nonokku. Tetapi dengan sedikit
bersusah payah akhirnya ujung kontolnya berhasil menyeruak ke dalam
nonokku yang kubantu dengan sedikit menekan badanku kebawah, dan
kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga
kontolnya amblas semua ke dalam nonokku. Dengan posisi begini membuatku
harus aktif mengocok kontolnya dengan cara mengangkat dan menurunkan
kembali pantatku, sehingga nonokku bisa meremas dan mengocok-ngocok
kontolnya. kontolnya terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam
nonokku. Saat aku duduk terlalu ke bawah, kontolnya terasa sekali
menusuk keras nonokku, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan
dengan kata-kata lagi. nonokku semakin lama semakin basah sehingga
keberadaan kontolnya dalam nonokku sudah tidak sesesak tadi. Kini aku
pun sudah tidak kuat lagi menahan napsuku.
Aku tidak mampu lagi
mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa
terduduk dalam posisi kontolnya masih tertancap di dalam nonokku.
Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuannya, persis
seperti Inul menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor. Kedua
tangannya sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Pentilku dicubit dan
dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri bagiku. Dia
rupanya tidak mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya Inul yang
kulakukan. “Aduuh..! Nez, hebat banget empotan no nok kamu! Aku hampir
ngecret nich!” serunya sambil tetap memilin pentilku. “Kita keluarin
sama-sama yuk!” sahutku sambil mempercepat goyanganku.
Dia rupanya
sudah benar- benar tidak mampu bertahan lebih lama lagi hingga
didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisiku
menungging membelakanginya sambil berpegangan ke wastafel, tetapi
kontolnya masih menancap di dalam nonokku. Dia berdiri sambil mengambil
alih permainan, dia mengocok-ngocokkan kontolnya keluar masuk nonokku
dalam posisi doggy style. “Aa.. Aacch!” kini giliranku yang menyeracau
tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam nonokku, terasa
sekali semburan hangat yang menerpa dinding nonokku, pejunya rupanya
langsung muncrat keluar memenuhi nonokku. Bersamaan dengan itu, aku pun
mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan nonokku berkali- kali saat
aku nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga nonokku
kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga
tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu,
meleleh keluar melalui celah nonokku dan merembes keluar hingga
membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu.
dia juga memejamkan matanya keenakan kontolnya merasakan kehangatan
nonokku. “Nez enak banget deh nonok kamu, peret banget”, bisiknya sambil
dia melumat bibirku “Abis ****** om gede banget si, Inez juga nikmat
banget om, sesek rasanya nonok Inez kemasukan ****** om, kerasa banget
deh gesekannya”. Kami pun melanjutkan mandi bersama-sama. Setelah
selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk.
Malem
itu dia gak pulang, dia membawaku berkali2 mereguk kenikmatan
bersamanya. Staminanya luar biasa sehingga dia bisa berkali2 menggocek
nonokku dengan kontolnya sampe aku berkali2 nyampe. “Om kuat amir si,
bisa berkali2 ngentotin Inez terus, Inez lemes banget deh”. “Tapi nikmat
kan”. “Banget”. “Masi mau jadi cewekku?” “Mau om, asal dikasi nikmat
gini tiap malem ya”. Sungguh kenikmatan yang melelahkan.
Bercinta
Cerita Sex Remaja
Cerita Sex Terbaru 2018
Dengan
Guru
Keponakan
Kumpulan Cerita Sex
Les
Piano
0 comments:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.